didepan saya ada buku yang judulnya history of the arab dan alquran hari ini saya capek Tuhan maafkan mahlukMu yang satu ini yang suka mengeluh dan meminta-minta kepadaMu, kemarin masih begitu terngiang masih begitu terasa bahwa ada perasaan ganjil saya pada seseorang itu, namun setelah saya tahu adanya perbedaan ideologi antara hati dan akal pikiran saya susah tidak mau berkompromi bukan berarti saya tidak mau membuka diri dan pikiran untuk menerima perbedaan -perbedaan itu. begini ceritanya perbedaan merupakan sebuah keniscayaan merupakan sebuah sesuatu yang sangat patut untuk disyukuri.next bisa jatuh hati kepada seseorang yang bersebrangan ideologi itu merupakan sebuah kebahagian tersendiri, oleh sebab itu betapa kerennya falsafah bangsa ini Indonesia , bhineka tunggal Ika berbeda tapi tetap satu jua......
kemudian aku semakin jauh mengagumi seseorang itu, jauh dan jauh, dan aku hanya mnegaguminya dalam diam.cukup dalam diam. biarkan perasaan ini muncul pada saat yang tepat, dan pada orang yang tepat bisa saja perasaan ini ditujukan kepada orang yang tidak tepat bisa saja bukan......
ada sebuah cerita
ketika aku menjadi mahasiswa baru aku mengikuti ospek universitas dan menjadi pemandu yel klusterku,disitu ada seorang pemuda yang penampilannya sangat tidak rapih, celana jeans robek dibagian ujung , dan jaket jeans belel yang warnanya sudah memudar, hari itu pertama kalinya kami bertemu dan memperlihatkan karakter masing - masing . banyak hal kami lewati selama 2 hari, dia menjadi partner puitisasi kelompok kami, dia mengenalkan puisi-puisi nasionalis karya wiji tukul itu adalah nama penyair baru yang saya kenal, ya dia menularkan pngetahuan tentang penyair nasionalis kesukaannya. hari itu dia main kefakultass saya, untuk memberi tahu puisinya dan latihan sebentar, akhirnnya saya bertemu dengan pemuda itu sekali lagi, dan perasaan itu belum muncul semuanya terlalu sederhana sangat sederhana, akhirnya dia memasangkan fladishnya ke leptop salah satu dari temanku dengan lincah dia mencari filenya yang tersembunyi, aku menyukai bentuk flasdishnya berbentuk kunci, itu bentuk yang unik.
Dia meraih lengan bajuku dan memberikan sebelah hedset ditangannya " woi denger in nih puisinya" ucapnya dengan antusias "seberapa bagus sih puisinya" batin ku sirik.
akhirnya aku meraih hedset itu dan mulai mendengarkannya" bagus gan" ucapku santai.... namun ada beberapa kata- kata dan bait yang harus dihilangkan kata-katanya vulgar dan porno Bang ucapku datar .
"yang mana?, denger in lagi deh yang bener" Dia menimpalinya dengan tegas, Dia menyuruhku lebih mendekat supaya bisa mendegar dengan jelas karena suasana saat itu sangat bising.aku mendekat membenarkan posisi hedset yang kukenakan didalam kerudung dan dia pun mendekat mendengarkan dengan seksama, kami berhadap- hadapan dan dihalangi oleh sebuah meja, kami merunduk mencari kejelasan dari suara yang kami dengar dari dalam hedse"t nah yang ini yang lo maksud vulgar?" belum sempat aku menjawab pertanyaannya seorang temanku menimali" weh kayaknya bakal ada yang cinlok nih" ucap salah seorang temanku yang ih yakin banget.
saya pun hanya tersenyum malas menanggapi pernyataan itu.saat itu adzan dhuzur mulai berkumandag dan hari itu adalah hari jumat, dia adalah seorang muslim maka aku menyuruhnya untuk segera pergi meninggalkan saya, "jumatan sono Bang" menyruhnya galak." iya bentar males gua" jawabnya tanpa dosa. ih si Abang aku menimpalinya tak kalah ketus. " eh Bang lu pernah dipesantren ya? tapi ga lama, ga betah haha?" aku langsung nyeletuk ." eh kok lo tau neng"? tanyanya penasaran." keliatan dari cara lu sholat kemaren bang, cara sholat lo bener Bang haha" jawabku enteng. entalah kenapa ceritanya dilanjutin kapan2 lagi yaa.... ujungnya berakhir dengan diam... dan semuanya baik- baik saja
baiklah ini lanjutan kisahnya
"ha, iya gue pernah 4 tahun dipesantren, " jawabnya cengar- cengir, gue salut ama pendidikan pesantren, telat push up, yah pendidikannya bikin kita disiplin. komentarnya datar." ya udah gua cabut jumatan dulu, lo tulis semua tuh puisinya, dengerin yang bener" perintahnya boss banget.
setelah jumatan selesai ia kembali menghampiri ku dan teman-teman, " ini bang udah selesai" aku memperlihatkan hasil kerjaku dengan antusias dan ceria seperti seorang anak kecil yang menyerahkan hasil gambarnya ke papanya. aku memang kekanak-kanakan. Dia dengan gesit meraih kertas ditanganku dan mengoreksinya dan ia memulai membagi bagian-bagian puisi tak lupa ia minta perssetujuanku terlebih dahulu, Dia termasuk tiikal pemimpiin yang demokratis. setelah itu Kami latihan tak kurang dari 30 menit, ya sudah lumayan bagus. setelah itu Kami meninggalkan tongkrongan kami dan pergi menuju kediaman masing-masing untuk melakukan aktivitas pribadi kami lainnya.
ospek hari pertama
ada tugas untuk membuat essay yang bertemakan nasionalisme, tapi aku hanya membuat dan menyimpannya didalam leptopku yang virusan tak mencetaknya sama sekali sebagai mahasiswa awal aku langsung worried. maklum aku terbiasa mengumpulkan tugas sejak masa-masa sekolah, untuk menghilangkan rasa worriedku itu aku mencari teman yang tidak membuat tugas sama sekali, hahaha ini adalah filosofi kuno,tapi manjur, berbuat kesalahan namun bersama-sama kami percaya diri namun ketika melakukan kebaikan dan itu sendirian saya tidak percaya diri, bahasa agamisnya kejahatan yang teroganisir itu bisa mengalahkan kebaikan-kebaikan yang tercecer.
haaa aku menghemas nafas kecewa karena apa pembicara pada kesempatan kali ini tidak bisa datang pada awalnya yang akan datang adalah annies basweden siti fadhilah supari dan amien rais. tapi semua toko kaliber indonesia tidak jadi datang dan digantikan oleh orang-orang yang namanta kurang familiar ditelinga saya . hanya satu yang familiar yaitu pak dony indrayana.
kemudian aku semakin jauh mengagumi seseorang itu, jauh dan jauh, dan aku hanya mnegaguminya dalam diam.cukup dalam diam. biarkan perasaan ini muncul pada saat yang tepat, dan pada orang yang tepat bisa saja perasaan ini ditujukan kepada orang yang tidak tepat bisa saja bukan......
ada sebuah cerita
ketika aku menjadi mahasiswa baru aku mengikuti ospek universitas dan menjadi pemandu yel klusterku,disitu ada seorang pemuda yang penampilannya sangat tidak rapih, celana jeans robek dibagian ujung , dan jaket jeans belel yang warnanya sudah memudar, hari itu pertama kalinya kami bertemu dan memperlihatkan karakter masing - masing . banyak hal kami lewati selama 2 hari, dia menjadi partner puitisasi kelompok kami, dia mengenalkan puisi-puisi nasionalis karya wiji tukul itu adalah nama penyair baru yang saya kenal, ya dia menularkan pngetahuan tentang penyair nasionalis kesukaannya. hari itu dia main kefakultass saya, untuk memberi tahu puisinya dan latihan sebentar, akhirnnya saya bertemu dengan pemuda itu sekali lagi, dan perasaan itu belum muncul semuanya terlalu sederhana sangat sederhana, akhirnya dia memasangkan fladishnya ke leptop salah satu dari temanku dengan lincah dia mencari filenya yang tersembunyi, aku menyukai bentuk flasdishnya berbentuk kunci, itu bentuk yang unik.
Dia meraih lengan bajuku dan memberikan sebelah hedset ditangannya " woi denger in nih puisinya" ucapnya dengan antusias "seberapa bagus sih puisinya" batin ku sirik.
akhirnya aku meraih hedset itu dan mulai mendengarkannya" bagus gan" ucapku santai.... namun ada beberapa kata- kata dan bait yang harus dihilangkan kata-katanya vulgar dan porno Bang ucapku datar .
"yang mana?, denger in lagi deh yang bener" Dia menimpalinya dengan tegas, Dia menyuruhku lebih mendekat supaya bisa mendegar dengan jelas karena suasana saat itu sangat bising.aku mendekat membenarkan posisi hedset yang kukenakan didalam kerudung dan dia pun mendekat mendengarkan dengan seksama, kami berhadap- hadapan dan dihalangi oleh sebuah meja, kami merunduk mencari kejelasan dari suara yang kami dengar dari dalam hedse"t nah yang ini yang lo maksud vulgar?" belum sempat aku menjawab pertanyaannya seorang temanku menimali" weh kayaknya bakal ada yang cinlok nih" ucap salah seorang temanku yang ih yakin banget.
saya pun hanya tersenyum malas menanggapi pernyataan itu.saat itu adzan dhuzur mulai berkumandag dan hari itu adalah hari jumat, dia adalah seorang muslim maka aku menyuruhnya untuk segera pergi meninggalkan saya, "jumatan sono Bang" menyruhnya galak." iya bentar males gua" jawabnya tanpa dosa. ih si Abang aku menimpalinya tak kalah ketus. " eh Bang lu pernah dipesantren ya? tapi ga lama, ga betah haha?" aku langsung nyeletuk ." eh kok lo tau neng"? tanyanya penasaran." keliatan dari cara lu sholat kemaren bang, cara sholat lo bener Bang haha" jawabku enteng. entalah kenapa ceritanya dilanjutin kapan2 lagi yaa.... ujungnya berakhir dengan diam... dan semuanya baik- baik saja
baiklah ini lanjutan kisahnya
"ha, iya gue pernah 4 tahun dipesantren, " jawabnya cengar- cengir, gue salut ama pendidikan pesantren, telat push up, yah pendidikannya bikin kita disiplin. komentarnya datar." ya udah gua cabut jumatan dulu, lo tulis semua tuh puisinya, dengerin yang bener" perintahnya boss banget.
setelah jumatan selesai ia kembali menghampiri ku dan teman-teman, " ini bang udah selesai" aku memperlihatkan hasil kerjaku dengan antusias dan ceria seperti seorang anak kecil yang menyerahkan hasil gambarnya ke papanya. aku memang kekanak-kanakan. Dia dengan gesit meraih kertas ditanganku dan mengoreksinya dan ia memulai membagi bagian-bagian puisi tak lupa ia minta perssetujuanku terlebih dahulu, Dia termasuk tiikal pemimpiin yang demokratis. setelah itu Kami latihan tak kurang dari 30 menit, ya sudah lumayan bagus. setelah itu Kami meninggalkan tongkrongan kami dan pergi menuju kediaman masing-masing untuk melakukan aktivitas pribadi kami lainnya.
ospek hari pertama
ada tugas untuk membuat essay yang bertemakan nasionalisme, tapi aku hanya membuat dan menyimpannya didalam leptopku yang virusan tak mencetaknya sama sekali sebagai mahasiswa awal aku langsung worried. maklum aku terbiasa mengumpulkan tugas sejak masa-masa sekolah, untuk menghilangkan rasa worriedku itu aku mencari teman yang tidak membuat tugas sama sekali, hahaha ini adalah filosofi kuno,tapi manjur, berbuat kesalahan namun bersama-sama kami percaya diri namun ketika melakukan kebaikan dan itu sendirian saya tidak percaya diri, bahasa agamisnya kejahatan yang teroganisir itu bisa mengalahkan kebaikan-kebaikan yang tercecer.
haaa aku menghemas nafas kecewa karena apa pembicara pada kesempatan kali ini tidak bisa datang pada awalnya yang akan datang adalah annies basweden siti fadhilah supari dan amien rais. tapi semua toko kaliber indonesia tidak jadi datang dan digantikan oleh orang-orang yang namanta kurang familiar ditelinga saya . hanya satu yang familiar yaitu pak dony indrayana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar